ITEGRASI
ICT DALAM LINGKUP PAUD
Integrasi TIK dalam proses pengajaran dan pembelajaran merupakan topik yang
menarik perhatian banyak para peneliti, termasuk juga para praktisi pendidikan.
Berdasarkan penggunaan TIK dapat diaplikasikan dalam tiga ruang lingkup yang
berbeda yakni: kurikulum, topic, dan mata ajar. Wang dan Hoo (2007) menyebutkan
bahwa integrasi TIK adalah sebuah proses yang komprehensif dalam
mengaplikasikan teknologi ke dalam muatan kurikulum untuk meningkatkan proses
pengajaran dan pembelajaran. Kesuksesan penggunaan TIK tidak hanya bergantung
pada ketersediaan teknologi, akan tetapi juga tergantung pada cara bagaimana
merancang sebuah pembeajaran berbasis TIK memenuhi unsur-unsur pedagogi. Faktor
lain yang dikaji oleh Honey dan Carrigg pada tahun 2000, beberapa factor yang
mendukung efektivitas integrasi TIK antara lain : faktor kepimimpinan,
pengembangan secara professional, waktu, dan dan cara evaluasi.
Pemanfaatan TIK juga dalam hal mencari bahan belajar dari sumber-sumber yang
asli dan diakui. Dalam menemukan artikel dari jurnal internasional, para
peserta didik dapat memperolehnya hanya dengan duduk di depan komputer yang
terhubung dengan jaringan internet. Semua informasi tentang ilmu sains dapat
tersaji dalam waktu cepat hanya dengan menggunakan fasilitas internet. Bahan
belajar yang sudah diperoleh kemudian disalin dan dipindahkan ke dalam USB,
dapat juga dengan dicetak langsung sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran.
TIK memainkan peranan yang sangat penting dalam mengelola pendidikan sains
menjadi lebih relevan, memiliki daya tarik, dan mampu memberikan motivasi
terhadap siswa. TIK juga menawarkan sebuah peluang untuk menghubungkan jurang
pemisah antara masyarakat umum dan kalangan akademisi. Siswa melalui TIK mampu
belajar bagaimana menemukan data, menginterpretasikan sebuah model, dan
sumber-sumber rujukan dari internet yang mengantarkan mereka menjadi sukses
baik di sekolah maupun di tempat bekerja. Salah satu keampuhan TIK dalam
mengantarkan kesuksesan seorang siswa terkait dalam pelajaran sains adalah
bahwa TIK mampu merangsang aspek teoritis dan praktikal dalam pengajaran dan
pembelajaran sains (Mork, 2005).
Dengan pertimbangan diatas ,pengintegrasian TIK ke dalam mata pelajaran
merupakan langkah besar yang diambil oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan
nasional.
A. KETERKAITAN ICT DENGAN PAUD
Penggunaan
media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam
menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang
dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari
tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah Komputer atau
laptop. Arief S. Sadiman ( 1996 : 83 ) mengatakan bahwa Ditinjau dari kesiapan
pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena
merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap
pakai ( media by utilization ) dan media rancangan yang perlu dirancang dan
dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu.Dari
pernyataan tersebut di atas dapat dikategorikan bahwa media Komputer merupakan
media rancangan yang mana di dalam penggunaannya sangat diperlukan perancangan
khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras (
hard ware ) yang difungsikan dalam menginspirasikan media tersebut adalah
menggunakan satu unit computer lengkap atau laptop. Dengan demikian media ini
hendaknya menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran di Taman
Kanak-Kanak.
a.
Komputer sebagai Media Pembelajaran
Aplikasi
komputer dalam bidang pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses belajar
secara individual (individual learning). Pemakai komputer atau user dapat
melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi. Perkembangan teknologi
komputer saat ini telah memungkinkan pemakainya melakukan interaksi dalam
memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan. Berbagai bentuk interaksi
pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya medium komputer. Beberapa
lembaga pendidikan jarak jauh di sejumlah negara yang telah maju memanfaatkan
medium ini sebagai sarana interaksi. Pemanfaatan ini didasarkan pada kemampuan
yang dimiliki oleh komputer dalam memberikan umpan balik (feedback) yang segera
kepada pemakainya. Contoh penggunaan internet ini adalah digunakan untuk
mendapatkan materi pembelajaran sesuai dengan tema yang akan diajarkan dan juga
dapat mengakses informasi melalui internet. Kemampuan komputer untuk
menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya, yang
diistilahkan dengan “kesabaran komputer”, dapat membantu untuk mendapatkan
informasi materi yang diperlukan sehingga mempermudah pemahaman pada peserta
didik TK. Dengan kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang
efektif bagi peserta didik di TK, tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar
bagi anak dalam memahami suatu konsep yang lebih cepat (fast learner).
Disamping itu, komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik
terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap
kemampuan anak.
b.
Kreativitas Siswa
Kreativitas
yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan ke dunia suatu yang wajar. Demikian
juga dengan guru, karena kreatvitasnya itu maka seseorang dapat mengaktualkan
dirinya. Di sini terutama dalam penggunaan media pembelajaran berbasis TIK di
TK, mengingat peranan guru yang sangat besar dalam pembentukan sikap dan mental
serta pengembangan intelektualitas anak yang dimilikinya. Pengaruh yang
diberikan oleh guru dalam pendekatannya dengan siswa bisa saja lebih besar
dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh
kesempatan untuk merangsang siswa dan kalau ingin menghambatnya lebih banyak
dari orang tua siswa.Penggunaan media oleh guru dalam proses pembelajaran,
tentumya tidak terlepas dari bagaimana guru tersebut mengajar. Guru perlu
memperhatikan pedoman atau falsafah dalam mengajar. Ini akan bermanfaat guna
pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya. Samion AR (2001 : 4)
menyatakan bahwa :
Falsafah mengajar yang harus diperhatikan oleh guru dalam menumbuhkan kreativitas siswa adalah :
a. mengajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan
b.
siswa patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik
c.
siswa hendaknya menjadi pelajar yang aktif
Dengan
memperhatikan pendapat di atas dan melaksanakan secara optimal, maka guru dalam
penggunaan media juga harus memperhatikan hal-hal tersebut. Media yang
dipergunakan sebagai alat bantu dapat saja menjadi pendorong bagi anak didik.
Mempermudah untuk memahami materi yang disajikan. Pendorong agar para guru
mempunyai daya kreativitas tinggi tentunya berpengaruh dengan cita-cita.
Cita-cita disini merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya
kebutuhan-kebutuhan biasanya dipusat di sekitar cita-cita itu. Kreativitas yang
merupakan kemampuan seseorang untuk mengaktualkan dirinya dalam pergaulan dan
juga dalam pembelajaran di sekolah
B. FUNGSI DAN PERAN ICT DALAM LINGKUP PAUD
Pemanfaatn
ICT sebagai media pembelajaran merupakan hal yang baru dalam pendidikan. Hal
tersebut tentu diiringi oleh perkembangan zaman saat ini. Dikeluarkannya
komputer mini (netbook) oleh pabrikan komputer di dunia yang niat awalnya
didistribusikan untuk kunsumsi pelajar, merupakan salah satu jalan bagi dunia
pendidikan dalam memanfaatkan ICT tersebut. Walaupun saat ini pemanfaatnya
telah berkembang. Clark mengklasifikasinnya media dalam pembelajaran menjadi 5
perspektif yaitu:
1. Media sebagai teknologi dan mesin
2.
Media sebagai tutor
3.
Media sebagai alat sosialisasi
4.
Media sebagai motivator dalam belajar
5.
Media sebagai alat mental untuk berpikir dan memecahkan masalah
Cara Pemberian ICT Pada Anak Usia Dini
Teknologi
bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda, yang memiliki sisi positif dan
negatif. Sehingga implementasinya pun akan berbeda pada setiap usia
perkembangan anak.
Pada
anak usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0 – 6 tahun
menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka banyak cara mengenalkan
teknologi pada anak usia dini, yaitu :
1. Usia 0 – 2 tahun
Pada
perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar mendengar dan mengenal
sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan melalui gerakan, serta
suara. Kemudian anak mulai menirukan ketika mereka mulai belajar
berbicara. Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat melalui multimedia
dengan cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak. Mengenalkan warna
juga dapat melalui multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang
tentunya mendidikan. Mengapa? Karena film-film kartun saat ini pun memiliki unsur
warna yang beragam, sehingga anak dapat mengenalnya walau tidak sekaligus,
tetapi warna-warna yang dominan. Hal ini pun dapat membantu pembentukan
karakter anak.
2. Usia 3 – 4 tahun
Pada usia ini, anak mulai menggunakan kalimat yang
hampir lengkap, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu hal.
Menurut Piaget, cara anak mengajukan pertanyaan menunjukkan perkembangan
kognitif seorang anak. Pada anak yang berasal dari latar belakang orang tua
otoriter, anak kurang belajar berbicara, ketimbang dalam keluarga yang
demokratis, dimana anak bukan saja belajar “mendengar” tetapi juga
“didengar”. Oleh karenannya penting diberikan IT melalui
multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 – 2 tahun, tetapi cara
pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia anak yang telah dapat
menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai diajarkan melafalkan
ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita Kitab Suci melalui
film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga dapat terlihat
sejauh mana anak mampu untuk belajar. Semakin banyak kesempatan anak
belajar untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa percaya dirinya
sehingga pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan mengungkapkan dirinya
secara lisan.
3. Usia 5 – 6 tahun
Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah lebih meningkat.
Pengenalan dapat berupa pengenalan perangkat keras komputer (hardware) yang
bisa dilihat dan dipegang langsung oleh anak, misalnya : CPU, Monitor, Mouse,
Keyboard dan Printer. Pengenalan perangkat keras ini juga dilengkapi
dengan penjelasan fungsi dari masing-masing alat dengan cara langsung
dipraktekkan (learning by doing).
4. Usia 7 – 8 tahun
pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah masuh pada tingkat
program interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi
pembelajaran.
Dampak Negatif yang ditimbulkan
1.
Efek radiasi monitor yang perlu diwaspadi.
2.
Jarak pandang yang terlalu dekat dan pencahayaan yang kontras dapat mengganggu
indera penglihatan anak.
3.
Pengaturan waktu penggunaan komputer. Pada anak usia dini sebaiknya waktu
penggunaan 1 – 2 jam sehari.
4.
Bermain bersama teman sebaya perlu diperhatikan, sebagai mahluk sosial, manusia
membutuhkan orang lain.
Komputer dan Kecerdasan Intektual dan Emosional
Penelitian
tentang pengaruh komputer terhadap perkembangan intelegensi telah banyak
dilakukan oleh para pakar. Hasilnya diperoleh bahwa penggunaan komputer secara
cerdas akan secara timbal balik mempengaruhi kecerdasan. Komputer mampu
memenuhi rasa ingin tahu manusia. Di samping itu, kecepatan, kecermatan,
keterkinian informasi dapat diperoleh melalui sistem jaringan komputer. Dengan
demikian terjadi pengayaan fungsi otak, yang pada gilirannyameningkatkan produksi
sel neuro glial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron, sehingga
menambah aktivitas sel neuron. Mengingat bahwa ”pabrik otak” itu diwujudkan
sebagai hasil interaksi antar cetak biru genetis dan pengaruh lingkungan.
Menurut Clark bahwa otak berfungsi hanya 5%, sehingga sebagian besar informasi
tidak digunakan. Pada gilirannya kerja fungsi intelegensi yang bersumber dari
otak secara timbal balik dipengaruhi dan mempengaruhi pembelajaran, akan
dipersoalkan sampai dimana pengaruhnya dalam peningkatan kecerdasan emosi pada
anak.
Dampak Komputer terhadap Perkembangan Intelegensi
Riset
yang dilakukan terhadap pengaruh komputer terhadap perkembangan
intelegensi diperoleh pengaruh yang positif dari keduanya. Hal tersebut karena
”kerjasama’ antara komputer-otak dan intelegensi yang satu dengan lainnya
mendorong manusia untuk makin tahu memenuhi rasa ingin tahunya, yang merupakan
sifat khas manusia. Komputer dengan jaringannya dalam kehidupan kini tidak
terpisahkan dari berbagai kepentingan untuk memperoleh informasi yang cepata,
cerman, lengkap, dan aktual. Dengan demikian akan membawa kita secara amat
signifikan dalam menyelesaikan berbagai persoalan berkat informasi yang
dihadapi.Dengan demikian tidak salah jika penggunaan komputer dengan program yang
sesuai dengan umur anak-anak dapat dilakukan.
Intelegensi Emosional
Goleman
(1996) dalam bukunya Emotional Intelligence menjelaskan bahwa dalam kehidupan
mental seorang anak ada dua aspek, yaitu rasio dan emosi, yang masing-masing
tidak pernah berdiri secara terpisah, melainkan dihayati secara bersamaan,
bercirikan pemahaman dan kesadaran yang berasal dari otak seseorang; sedangkan
emosi yang bersifat kuat dan impulsif bersumber dari hati sanubari atau bahkan
juga dari hati nurani seseorang.
Emosi
merupakan suatu kondisi tergerak untuk berbuat, dengan demikian, emosi memiliki
beberapa komponen yaitu gerak untuk bertindak, menghayati perasaan yang
bersifat subjektif, dan kesadaran tentang emosi itu atau dengan kata lain,
memiliki unsur subjektif, perilaku, fisiologis.
Teori
ini didasarkan atas tujuh asumsi, yaitu
1)
kajian emosi harus beranjak dari laporan verbal pengalaman subjektif,
2)
kondisi emosional adalah suatu bentuk kebermaknaan, sehingga kalau kognisi
adalah makna, emosi membentuk kognisi,
3)
ada berbagai bentuk kognisi abstrak,
4)sistem
kebermaknaan berkembang dan berubah,
5)perlu sistem makna khusus.
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa saat ini kita tidak dapat
melepaskan diri dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
karena telah menjadi bagian dari kehidupan dan kebutuhan. Pola kehidupan
tersebut berimbas pada pengembangan pendidikan yang memanfaatkan TIK khususnya
sebagai media pendidikan. Sebagai usaha mengembangakan kemampuan individu dalam
penggunaan TIK secara praktis maka perlu dikenalkan sejak usia dini.
Pengembangan kemampuan anak usia
dini dalam TIK harus tetap dilakukan dengan konsep pendidikan anak usia dini
yaitu belajar sambil bermain. Materi belajar yang diberikan juga harus
bervariasi dengan berbagai karakteristik TIK sebagi media pembelajaran agar
imajinasi dari anak tersebut berkembang. Sehingga semakin meningkatkan
kemampuan intelektual dan emosional mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar