Minggu, 18 Mei 2014

INTEGRASI ICT DALAM LINGKUP PAUD


ITEGRASI ICT DALAM LINGKUP PAUD

             Integrasi TIK dalam proses pengajaran dan pembelajaran merupakan topik yang menarik perhatian banyak para peneliti, termasuk juga para praktisi pendidikan. Berdasarkan penggunaan TIK dapat diaplikasikan dalam tiga ruang lingkup yang berbeda yakni: kurikulum, topic, dan mata ajar. Wang dan Hoo (2007) menyebutkan bahwa integrasi TIK adalah sebuah proses yang komprehensif dalam mengaplikasikan teknologi ke dalam muatan kurikulum untuk meningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran. Kesuksesan penggunaan TIK tidak hanya bergantung pada ketersediaan teknologi, akan tetapi juga tergantung pada cara bagaimana merancang sebuah pembeajaran berbasis TIK memenuhi unsur-unsur pedagogi. Faktor lain yang dikaji oleh Honey dan Carrigg pada tahun 2000, beberapa factor yang mendukung efektivitas integrasi TIK antara lain : faktor kepimimpinan, pengembangan secara professional, waktu, dan dan cara evaluasi.
             Pemanfaatan TIK juga dalam hal mencari bahan belajar dari sumber-sumber yang asli dan diakui. Dalam menemukan artikel dari jurnal internasional, para peserta didik dapat memperolehnya hanya dengan duduk di depan komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Semua informasi tentang ilmu sains dapat tersaji dalam waktu cepat hanya dengan menggunakan fasilitas internet. Bahan belajar yang sudah diperoleh kemudian disalin dan dipindahkan ke dalam USB, dapat juga dengan dicetak langsung sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran.
            TIK memainkan peranan yang sangat penting dalam mengelola pendidikan sains menjadi lebih relevan, memiliki daya tarik, dan mampu memberikan motivasi terhadap siswa. TIK juga menawarkan sebuah peluang untuk menghubungkan jurang pemisah antara masyarakat umum dan kalangan akademisi. Siswa melalui TIK mampu belajar bagaimana menemukan data, menginterpretasikan sebuah model, dan sumber-sumber rujukan dari internet yang mengantarkan mereka menjadi sukses baik di sekolah maupun di tempat bekerja. Salah satu keampuhan TIK dalam mengantarkan kesuksesan seorang siswa terkait dalam pelajaran sains adalah bahwa TIK mampu merangsang aspek teoritis dan praktikal dalam pengajaran dan pembelajaran sains (Mork, 2005).
             
             Dengan pertimbangan diatas ,pengintegrasian TIK ke dalam mata pelajaran merupakan langkah besar yang diambil oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan nasional.

A.   KETERKAITAN ICT DENGAN PAUD
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah Komputer atau laptop. Arief S. Sadiman ( 1996 : 83 ) mengatakan bahwa Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai ( media by utilization ) dan media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu.Dari pernyataan tersebut di atas dapat dikategorikan bahwa media Komputer merupakan media rancangan yang mana di dalam penggunaannya sangat diperlukan perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras ( hard ware ) yang difungsikan dalam menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit computer lengkap atau laptop. Dengan demikian media ini hendaknya menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.
clip_image012  

a. Komputer sebagai Media Pembelajaran
Aplikasi komputer dalam bidang pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara individual (individual learning). Pemakai komputer atau user dapat melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi. Perkembangan teknologi komputer saat ini telah memungkinkan pemakainya melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan. Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya medium komputer. Beberapa lembaga pendidikan jarak jauh di sejumlah negara yang telah maju memanfaatkan medium ini sebagai sarana interaksi. Pemanfaatan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh komputer dalam memberikan umpan balik (feedback) yang segera kepada pemakainya. Contoh penggunaan internet ini adalah digunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran sesuai dengan tema yang akan diajarkan dan juga dapat mengakses informasi melalui internet. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya, yang diistilahkan dengan “kesabaran komputer”, dapat membantu untuk mendapatkan informasi materi yang diperlukan sehingga mempermudah pemahaman pada peserta didik TK. Dengan kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi peserta didik di TK, tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi anak dalam memahami suatu konsep yang lebih cepat (fast learner). Disamping itu, komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap kemampuan anak.
clip_image014
b. Kreativitas Siswa
Kreativitas yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan ke dunia suatu yang wajar. Demikian juga dengan guru, karena kreatvitasnya itu maka seseorang dapat mengaktualkan dirinya. Di sini terutama dalam penggunaan media pembelajaran berbasis TIK di TK, mengingat peranan guru yang sangat besar dalam pembentukan sikap dan mental serta pengembangan intelektualitas anak yang dimilikinya. Pengaruh yang diberikan oleh guru dalam pendekatannya dengan siswa bisa saja lebih besar dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh kesempatan untuk merangsang siswa dan kalau ingin menghambatnya lebih banyak dari orang tua siswa.Penggunaan media oleh guru dalam proses pembelajaran, tentumya tidak terlepas dari bagaimana guru tersebut mengajar. Guru perlu memperhatikan pedoman atau falsafah dalam mengajar. Ini akan bermanfaat guna pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya. Samion AR (2001 : 4) menyatakan bahwa :

Falsafah mengajar yang harus diperhatikan oleh guru dalam menumbuhkan kreativitas siswa adalah :
a. mengajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan
b. siswa patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik
c. siswa hendaknya menjadi pelajar yang aktif

clip_image016
Dengan memperhatikan pendapat di atas dan melaksanakan secara optimal, maka guru dalam penggunaan media juga harus memperhatikan hal-hal tersebut. Media yang dipergunakan sebagai alat bantu dapat saja menjadi pendorong bagi anak didik. Mempermudah untuk memahami materi yang disajikan. Pendorong agar para guru mempunyai daya kreativitas tinggi tentunya berpengaruh dengan cita-cita. Cita-cita disini merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan biasanya dipusat di sekitar cita-cita itu. Kreativitas yang merupakan kemampuan seseorang untuk mengaktualkan dirinya dalam pergaulan dan juga dalam pembelajaran di sekolah
clip_image018
B.   FUNGSI DAN PERAN ICT DALAM LINGKUP PAUD
Pemanfaatn ICT sebagai media pembelajaran merupakan hal yang baru dalam pendidikan. Hal tersebut tentu diiringi oleh perkembangan zaman saat ini. Dikeluarkannya komputer mini (netbook) oleh pabrikan komputer di dunia yang niat awalnya didistribusikan untuk kunsumsi pelajar, merupakan salah satu jalan bagi dunia pendidikan dalam memanfaatkan ICT tersebut. Walaupun saat ini pemanfaatnya telah berkembang. Clark mengklasifikasinnya media dalam pembelajaran menjadi 5 perspektif yaitu:
1. Media sebagai teknologi dan mesin              
2. Media sebagai tutor
3. Media sebagai alat sosialisasi
4. Media sebagai motivator dalam belajar
5. Media sebagai alat mental untuk berpikir dan memecahkan masalah
Cara Pemberian  ICT Pada Anak Usia Dini
Teknologi bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda, yang memiliki sisi positif dan negatif. Sehingga implementasinya pun akan berbeda pada setiap usia perkembangan anak.
Pada anak usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0 – 6 tahun menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka banyak cara mengenalkan teknologi pada anak usia dini, yaitu :
1. Usia 0 – 2 tahun
            Pada perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar mendengar dan mengenal sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan melalui gerakan, serta suara.  Kemudian anak mulai menirukan ketika mereka mulai belajar berbicara.  Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat melalui multimedia dengan cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak.  Mengenalkan warna juga dapat melalui multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang tentunya mendidikan. Mengapa? Karena film-film kartun saat ini pun memiliki unsur warna yang beragam, sehingga anak dapat mengenalnya walau tidak sekaligus, tetapi warna-warna yang dominan. Hal ini pun dapat membantu pembentukan karakter anak.
2. Usia 3 – 4 tahun
Pada usia ini, anak mulai menggunakan  kalimat yang hampir lengkap, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu hal. Menurut Piaget, cara anak mengajukan pertanyaan menunjukkan perkembangan kognitif seorang anak. Pada anak yang berasal dari latar belakang orang tua otoriter,  anak kurang belajar berbicara, ketimbang dalam keluarga yang demokratis, dimana anak bukan saja belajar “mendengar” tetapi juga “didengar”.   Oleh karenannya penting diberikan IT melalui multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 – 2 tahun, tetapi cara pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia anak yang telah dapat menerima rangsangan lebih banyak.  Misalnya mulai diajarkan melafalkan ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita Kitab Suci melalui film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga dapat terlihat sejauh mana anak mampu untuk belajar.  Semakin banyak kesempatan anak belajar untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa percaya dirinya sehingga pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan mengungkapkan dirinya secara lisan.
3. Usia 5 – 6 tahun
Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah lebih meningkat. Pengenalan dapat berupa pengenalan perangkat keras komputer (hardware) yang bisa dilihat dan dipegang langsung oleh anak, misalnya : CPU, Monitor, Mouse, Keyboard dan Printer.  Pengenalan perangkat keras ini juga dilengkapi dengan penjelasan fungsi dari masing-masing alat dengan cara langsung dipraktekkan (learning by doing).
4. Usia 7 – 8 tahun
pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah masuh pada tingkat program interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi pembelajaran.


Dampak Negatif yang ditimbulkan
1. Efek radiasi monitor yang perlu diwaspadi.
2. Jarak pandang yang terlalu dekat dan pencahayaan yang kontras dapat mengganggu indera                                                penglihatan anak.
3. Pengaturan waktu penggunaan komputer. Pada anak usia dini sebaiknya waktu penggunaan 1 – 2 jam sehari.
4. Bermain bersama teman sebaya perlu diperhatikan, sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan orang lain.

Komputer dan Kecerdasan Intektual dan Emosional
Penelitian tentang pengaruh komputer terhadap perkembangan intelegensi telah banyak dilakukan oleh para pakar. Hasilnya diperoleh bahwa penggunaan komputer secara cerdas akan secara timbal balik mempengaruhi kecerdasan. Komputer mampu memenuhi rasa ingin tahu manusia. Di samping itu, kecepatan, kecermatan, keterkinian informasi dapat diperoleh melalui sistem jaringan komputer. Dengan demikian terjadi pengayaan fungsi otak, yang pada gilirannyameningkatkan produksi sel neuro glial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron, sehingga menambah aktivitas sel neuron. Mengingat bahwa ”pabrik otak” itu diwujudkan sebagai hasil interaksi antar cetak biru genetis dan pengaruh lingkungan. Menurut Clark bahwa otak berfungsi hanya 5%, sehingga sebagian besar informasi tidak digunakan. Pada gilirannya kerja fungsi intelegensi yang bersumber dari otak secara timbal balik dipengaruhi dan mempengaruhi pembelajaran, akan dipersoalkan sampai dimana pengaruhnya dalam peningkatan kecerdasan emosi pada anak.

Dampak Komputer terhadap Perkembangan Intelegensi
Riset yang dilakukan terhadap pengaruh komputer terhadap  perkembangan intelegensi diperoleh pengaruh yang positif dari keduanya. Hal tersebut karena ”kerjasama’ antara komputer-otak dan intelegensi yang satu dengan lainnya mendorong manusia untuk makin tahu memenuhi rasa ingin tahunya, yang merupakan sifat khas manusia. Komputer dengan jaringannya dalam kehidupan kini tidak terpisahkan dari berbagai kepentingan untuk memperoleh informasi yang cepata, cerman, lengkap, dan aktual. Dengan demikian akan membawa kita secara amat signifikan dalam menyelesaikan berbagai persoalan berkat informasi yang dihadapi.Dengan demikian tidak salah jika penggunaan komputer dengan program yang sesuai dengan umur anak-anak dapat dilakukan.

Intelegensi Emosional
Goleman (1996) dalam bukunya Emotional Intelligence menjelaskan bahwa dalam kehidupan mental seorang anak ada dua aspek, yaitu rasio dan emosi, yang masing-masing tidak pernah berdiri secara terpisah, melainkan dihayati secara bersamaan, bercirikan pemahaman dan kesadaran yang berasal dari otak seseorang; sedangkan emosi yang bersifat kuat dan impulsif bersumber dari hati sanubari atau bahkan juga dari hati nurani seseorang.
Emosi merupakan suatu kondisi tergerak untuk berbuat, dengan demikian, emosi memiliki beberapa komponen yaitu gerak untuk bertindak, menghayati perasaan yang bersifat subjektif, dan kesadaran tentang emosi itu atau dengan kata lain, memiliki unsur subjektif, perilaku, fisiologis.
Teori ini didasarkan atas tujuh asumsi, yaitu
1) kajian emosi harus beranjak dari laporan verbal pengalaman subjektif,
2) kondisi emosional adalah suatu bentuk kebermaknaan, sehingga kalau kognisi adalah    makna, emosi membentuk kognisi,
3) ada berbagai bentuk kognisi abstrak,
4)sistem kebermaknaan berkembang dan berubah,
 5)perlu sistem makna khusus.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa saat ini kita tidak dapat melepaskan diri dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), karena telah menjadi bagian dari kehidupan dan kebutuhan. Pola kehidupan tersebut berimbas pada pengembangan pendidikan yang memanfaatkan TIK khususnya sebagai media pendidikan. Sebagai usaha mengembangakan kemampuan individu dalam penggunaan TIK secara praktis maka perlu dikenalkan sejak usia dini.
Pengembangan kemampuan anak usia dini dalam TIK harus tetap dilakukan dengan konsep pendidikan anak usia dini yaitu belajar sambil bermain. Materi belajar yang diberikan juga harus bervariasi dengan berbagai karakteristik TIK sebagi media pembelajaran agar imajinasi dari anak tersebut berkembang. Sehingga semakin meningkatkan kemampuan intelektual dan emosional mereka.




DAFTAR PUSTAKA

http://abdiplizz.wordpress.com/2011/01/11/pendidikan-ict-pada-anak-usia-dini-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar