A.
Model Pembelajaran Melalui Internet
Ada tiga bentuk
sistem pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar
pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan internet, yaitu: (1) Web
Course, (2) Web Centric Course, dan (3) Web Enhanced Course 3
1. Web Cource
Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran di
mana seluruh kegiatan belajar sepenuhnya disampaikan melalui internet.
Dengan kata
lain, Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, di
mana seluruh bagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan
ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Selain itu sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan
berbagai sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan
menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke
berbagai sumber belajar yang sudah tersedia pada internet, seperti data base
statistic berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik dan
lain-lain.
Bentuk
pembelajaran model ini biasanya digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh
(distance education/learning). Aplikasi bentuk ini antara lain virtual
campus/university ataupun lembaga pelatihan yang menyelenggarakan
pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan setelah lulus ujian
akan diberikan sertifikat.
2. Web Centric Course
Web Centric
Course adalah sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, dan latihan
disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagaian kegiatan lain
disampaikan secara tatap muka.
Sebagian bahan
belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui
internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan
dilakukan secara tatap muka, walaupun dalam proses belajarnya sebagaian
dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi prosentase
tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan prosentase proses pembelajaran
melalui internet. Bentuk ini memberikan makna bahwa kegiatan belajar bergeser
kegiatan di kelas menjadi kegiatan melalui internet sama dengan bentuk web
course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah
ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah maupun ditempat-tempat yang
telah ditentukan seperti di ruang perpustakaan, taman bacaan, ataupun di balai
pertemuan.
3. Web Enhanced Course
Web Enhanced
Course adalah pemanfaatan internet untuk pendidikan yang menunjang peningkatan
kualitas kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran utamanya tatap
muka di kelas.
Web Enhanced
Course merupakan pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang
peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan
nama web lite course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di
kelas.
Peranan
internet disini adalah untuk menyediakan sumber-sumber belajar yang sangat kaya
akan informasi dengan cara memberikan alamat-alamat atau membuat link ke
pelbagai sumber belajar yang sesuai dan bisa diakses secara online, untuk
meningkatkan kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar
dengan peserta didik secara timbal balik. Dialog atau komunikasi dua arah
tersebut dimaksudkan untuk keperluan berdiskusi, berkonsultasi, maupun untuk
bekerja secara kelompok.
B.
Pengembangan Model Pembelajaran melalui Internet
Pengembangan
sistem pembelajaran berbasis internet, terlebih dahulu perlu dilakukan
pengkajian atas seluruh unsur dan aspek sebagaimana telah diuraikan di atas,
sehingga bisa didapatkan pegangan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam
pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet. Di samping itu juga
diperlukan pertimbangan dan penilaian atas beberapa hal yang tidak kalah
pentingnya antara lain :
1. Keuntungan. Sejauhmana sistem
pembelajaran berbasis internet akan memberikan keuntungan bagi intitusi, staf
pengajar, pengelola, dan terutama keuntungan yang akan diperoleh siswa dalam
meningkatkan kualitas mereka apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan
pembelajaran tatap muka secara konvensional
2. Biaya
pengembangan infrastruktur serta pengadaan peralatan software
3. Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan
infrastruktur, mengadakan peralatan serta sofware tidaklah sedikit. Untuk itu
perlu dipertimbangkan hal-hal seperti, apakah akan membangun suatu jaringan
secara penuh ataukah secara bertahap, apakah akan mengadakan peralatan yang
sama sekali baru ataukah meng-upgrade yang sudah ada atau scound. Mesti
diperhatikan bahwa sofwere yang asli bukan bajakan harganya relatif mahal.
Untuk itu dipertimbangkan kemampuan menyediakan dana dalam setiap pengambilan
keputusan.
4. Biaya operasional
dan perawatan. Suatu sistem akan berhjalan apabila dikelola secara baik. Dengan
demikian, sistem pembelajaran berbasis internet ini, juga diperlukan biaya
operasional dan perawatan yang tentunya tidak sedikit. Biaya operasional, honor
pengelolaan, biaya langganan ISP (Internet Service Provider), biaya langganan
saluran telepon tersendiri dan biaya pulsa telepon apabila berkeinginan menggunakan
dial-up. Sedangkan biaya perawatan termasuk penggantian suku cadang yang
mengalami kerusakan baik karena umur maupun kesalahan prosedur pemakaian
5. Sumberdaya manusia. Untuk
mengembangkan dan mengelola jaringan dan sistem pembelajaran, diperlukan sejumlah
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi. Dalam
hal ini termasuk guru-guru yang harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran
melalui internet.
6. Siswa. Yang tidak kalah pentingnya untuk
diperhatikan adalah mengetahui sejauhmana kesiapan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan internet yang akan diselenggarakan.
Kalau internet merupakan sesuatu yang baru bagi sebagian besar siswa, tentunya
perlu dilakukan serangkaian upaya untuk mengkondisikan agar mereka siap
berpartisipasi secara aktif dalam sistim pembelajaran yang baru tersebut.
Berdasarkan
kajian dan pertimbangan sebagaimana telah dibahas di atas, kemudian sistim pembelajaran internet dikembangkan
melalui tiga cara pengembangan yaitu:
1. Menggunakan
sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada, seperti e-mail, IRC (Internet
Relay Chat), word wide web, seach engine, millis (milling list) dan FTP
(File Transfer Protocol).
2.
Menggunakan sofware pengembang program pembelajaran dengan
internet yang dikenal dengan Web-Course Tools, yang di anataranya bisa
didapatkan secara gratis ataupun bisa juga dengan membelinya. Ada beberapa
vendor yang mengem-bangkan Web Course Tools seperti WebCT, Web fuse,
TopClass dan lain-lain.
3.
Mengembangkan sendiri program pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan (tailor made), dengan menggunakan bahasa ''pemrograman seperti
ASP (Active Server Pages) dan lain-lain.
Dalam
implementasi pembelajaran, terdapat model penerap-an e-learning yang
bisa digunakan, yaitu: Selective Model, Sequential Model, Static Station Model,
dan Laboratory Model. Adapun penjelasannya sebagaimana berikut:
1. Selective
Model
Model selektif
ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah sangat terbatas (misalnya hanya
ada satu unit komputer). Di dalam model ini, guru harus memilih salah satu alat
atau media yang tersedia yang dirasakan tepat untuk menyampaikan bahan
pelajaran. Jika guru menemukan bahan e-learning yang bermutu dari internet,
maka dengan terpaksa guru hanya dapat menunjukan bahan pelajaran tersebut
kepada siswa sebagai bahan demonstrasi saja. Jika terdapat lebih dari satu
komputer di sekolah/kelas, maka siswa harus diberi kesempatan untuk memperoleh
pengalaman langsung.
2. Sequential
Model
Model ini
digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas (misalnya hanya dua
atau tiga unit komputer). Para siswa dalam kelompok kecil secara bergiliran
menggunakan komputer untuk mencari sumber pelajaran yang dibutuhkan. Siswa
menggunakan bahan e-learning sebagai bahan rujukan atau untuk mencari informasi
baru.
3. Static
Station Model
Model ini
digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas, sebagaimana halnya
dalam sequential model. Di dalam model ini, guru mempunyai beberapa sumber
belajar yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Bahan e-learning
digunakan oleh satu atau dua kelompok siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Kelompok siswa lainnya menggunakan sumber
belajar yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
4. Laboratory
Model
Model
ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di sekolah/laboratorium yang
dilengkapi dengan jaringan internet, siswa dapat menggunakannya secara lebih
leluasa.
Dalam
hal ini, bahan e-learning dapat digunakan oleh seluruh siswa sebagai bahan
pembelajaran mandiri. Setiap model e-learning yang dapat digunakan dalam
pembelajaran di atas masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan.
Model
pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar
pertimbangan sistem pembelajaran dengan menggunakan internet adalah web
course, web centric course dan web enhanced course. Masing-masing memiliki
keunggulan dan kelemahan bergantung dari sudut mana kebutuhan itu dapat
dipenuhi.
Hal itu menjadi
pertimbangan untuk diambil sebuah keputusan tentang pengembangan pembelajaran
melalui internet, seperti keuntungan bagi intitusi, biaya operasional dan
perawatan serta pengembangan inprastruktur, sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan integritas yang tinggi serta yang tak kalahpentingnya kesiapan
siswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan internet.
Berdasarkan
kajian dan pertimbangan selanjutnya pengembangan sistem pembelajaran dapat
dilakukan melalui sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada, software
pengembang program pembelajaran dengan internet web course tools, dan
pengembangan sendiri program pembelajaran. Masing-masing cara dapat dipilih
bergantung model apa yang akan dipakai dalam implementasi pembelajaran melalui
internet. Model yang dimaksud bisa dipilih selective model, squential model,
atatic station model dan laboratory model.
DAFTAR PUSTAKA
Nina W. Syam,
2004. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan, Makalah, tidak
diterbitkan.
Oos Anwar, 2003,
Internet: Peluang dan Tantangan Pendidkan Nasional Jurnal Teknodik,
Jakarta Pusat Teknologi Komunikasi dan Inforasi Pendidikan Depdiknas.
Probowono, 1996.
Internet untuk Dunia Pendidikan, makalah, Bandung, Institut Teknologi Bandung.
Rahmi,
Rivalina, 2004. Pola Pencarian Informasi di Internet, Jurnal Teknodik
Jakarta, Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Depdiknas.
nice info
BalasHapus